Ada anggapan dari kaum skeptis bahwa teknologi hanya merusak lingkungan.
Anggapan ini menantang para ilmuwan untuk mengembangkan teknologi yang
ramah lingkungan.
PBB memperkirakan, hingga tahun 2030 kebutuhan energi akan melonjak
sebesar 60 persen. Sebanyak 2,9 miliar manusia akan kekurangan pasokan
air. Berikut 10 jenis teknologi yang tergolong dapat mencegah bumi dari
kehancuran.
1. Memproduksi minyak secara alami
Ada proses bernama thermo-depolymerization, suatu proses yang sama
dengan bagaimana alam memproduksi minyak. Misalnya limbah berbasis
karbon jika dipanaskan dan diberi tekanan tepat, mampu menghasilkan
bahan minyak. Secara alamiah proses ini menbutuhkan waktu jutaan tahun.
Dari eksperiman yang sudah-sudah, kotoran ayam kalkun mampu memproduksi
sekitar 600 pon petroleum.
2. Menghilangkan garam dari air laut.
PBB mencatat, suplai air bersih akan sangat terbatas bagi miliaran
manusia pada pertengahan abad ini. Ada teknologi bernama desalinasi,
yakni menghilangkan kadar garam dan mineral dari air laut sehingga layak
diminum. Ini merupakan solusi yang bisa dilakukan untuk mencegah krisis
air. Masalahnya, teknologi ini masih terlalu mahal dan membutuhkan
energi cukup besar. Kini para ilmuwan tengah mencari jalan agar
desalinasi dapat berlangsung dengan energi lebih sedikit. Salah satu
caranya adalah dengan melakukan evaporasi pada air sebelum masuk ke
membran dengan pori-pori mikroskopis.
3. Tenaga Hidrogen.
Bahan bakar hidrogen dianggap sebagai bahan bakar alternatif bebas
polusi. Energi dihasilkan dari perpaduan antara hidrogen dan oksigen.
Problemnya adalah bagaimana hidrogen itu dihasilkan. Molekul seperti air
dan alkohol harus diproses dulu untuk mengekstaksi hidrogen sehingga
menjadi sel bahan bakar. Proses ini juga membutuhkan energi besar. Namun
setidaknya ilmuwan sudah mencoba membuat laptop serta peranti lain
dengan tenaga fuel cell.
4. Tenaga surya
Energi surya yang sampai di bumi terbentuk dari photon, dapat
dikonversikan menjadi listrik atau panas. Beberapa perusahaan dan
perumahan sudah berhasil menggunakan aplikasi ini. Mereka memakai sel
surya dan termal surya lain sebagai media pengumpul energi.
5. Konversi Panas Laut
Media pengumpul tenaga surya terbesar di bumi ini adalah air laut.
Departemen Energi Amerika Serikat (AS) menyebut, laut mampu menyerap
panas surya setara dengan energi yang dihasilkan 250 miliar barel minyal
per hari. Ada teknologi bernama OTEC yang mampu mengkonversikan energi
termal laut menjadi listrik. Perbedaan suhu antar permukaan laut mampu
menjalankan turbin dan menggerakan generator. Masalahnya, teknologi ini
masih kurang efisien.
6. Energi gelombang laut.
Laut melingkupi 70 persen permukaan bumi. Gelombangnya menyimpan energi
besar yang dapat menggerakkan turbin-turbin sehingga mengasilkan
listrik. Problemnya agak sulit memperkirakan kapan gelombang laut cukup
besar sehingga memproduksi energi yang cukup. Solusinya adalah dengan
menyimpan sebagian energi ketika gelombang cukup besar. Sungai Timur
kota New York saat ini sedang menjadi proyek percobaan dengan enam
turbin bertenaga gelombanng air. Sedangkan Portugis justru sudah lebih
dulu mempraktikan teknologi ini dan sukses menerangi lebih dari 1500
rumah.
7. Menanami atap rumah
Konsep ini diilhami dari Taman Gantung Babilonia yang masuk dalam daftar
Tujuh Keajaiban Dunia. Istana Babilonia terdiri atas atap yang ditanami
aneka flora, juga balkon dan terasnya. Taman atap ini mampu menyerap
panas dan mengurangi karbon dioksida. Bayangkan jika burung-burung dan
kupu-kupu berterbangan di sekitar rumah hijau kita.
8. Bioremediasi
Ada proses bernama bioremediasi, yakni memanfaatkan mikroba dan tanaman
untuk membersihkan kontaminasi. Salah satunya adalah membersihkan
kandungan nitrat dalam air dengan bantuan mikroba. Atau memakai tanaman
untuk menetralisir arsenik dari tanah. Beberapa tumbuhan asli ternyata
punya daedah untuk membersihkan bumi kita dari aneka polusi.
9. Kubur barang-barang perusak
Karbon dioksida adalah faktor utama penyebab pemanasan global. Energy
Information Administration (EIA) mencatat, tahun 2030 emisi karbon
dioksida mencapai 8000 juta metrik ton. Metode paling sederhana untuk
menekan kandungan zat berbahaya itu adalah dengan menguburkan berbagai
sumber penghasil CO2 seperti aneka limbah elektronik berbahaya. Namun
ilmuwan masih belum yakin bahwa gas berbahaya akan tersimpan aman. Tetap
saja kelak akan muncul imbas negatifnya bagi lingkungan.
10. Buku elektronik
Bayangkan, berapa ton kertas dan berapa banyak pohon harus ditebang bagi
seantero dunia jika kita semua harus membeli koran, majalah, novel,
buku pelajaran, buku tulis, kertas faks, sampai tisu toilet. Buku
elektronik atau surat elektronik yang lebih dikenal dengan e-book dan
email memberi kontribusi sangat berarti pada kelangsungan hidup. Dengan
teknologi itu, produksi kertas dapat ditekan, sehingga bahan kita tak
perlu menebang terlalu banyak pohon.
Source :
Merry Magdalena - Netsains.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar